Senin, 30 Desember 2013

pengkodean data


PENGKODEAN DATA


Jenis Kode Data
1.      ASCII (American Standard Code for Information Interchange)
Merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol yang lebih bersifat universal. ASCII memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit. Dimulai dari 0000 0000 hingga 1111 1111. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk operasinya, sedangkan bit kedelapan dapat ditambahkan untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd parity.
2.     Sandi Baudot Code (CCITT alphabet No.2 / Telex Code)
a.    Terdiri dari 5 bit
b.    Terdapat 32 macam simbol
c.    Digunakan 2 sandi khusus sehingga semua abjad dan angka dapat diberi sandi yaitu : LETTERS (11111) dan FIGURES (11011)
d.    Tiap karakter terdiri dari 1 bit awal, 5 bit data, dan 1 bit akhir.
3.     Sandi 4 atau 8
Sandi dari IBM dengan kombinasi yang diperbolehkan adalah 4 buah “1” dan 4 buah “0”. Hanya 70 karakter yang dapat diberi sandi .
4.     BCD (Binary Coded Decimal)
Merupakan kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit desimal saja -> 0 - 9. BCD menggunakan kombinasi dari 4 bit sehingga menimbulkan 16 kemungkinan kombinasi yang bisa diperoleh.
Ada 5 jenis kode BCD :
o   Kode 8421
o   Kode 5421
o   Kode 2421
o   Kode Excess-3
o   Kode 2 of 5
5.     Gray Code
Digunakan dalam peng-kodean posisi sudut dari peralatan yang bergerak secara berputar . terdiri dari 4 bit biner, dengan 16 kombinasi untuk total putaran 360°. Masing-masing kode digunakan untuk perbedaan sudut 22,5° (= 360°/16) 
6.     Hamming Code
Dikenalkan oleh Richard Hamming (1950) sebagai Kode tunggal pengoreksi kesalahan (single error-correcting code). Dikenal pula sebagai parity code . Bit penge-cek tambahan diberikan pada bit-bit informasi sebelum ditransmisikan, sedangkan pada sisi penerima dilakukan penge-cekan dengan algoritma yang sama dengan pembangkitan bit penge-cek tambahan .
7.     EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) 
Terdiri dari kombinasi 8 bit yang mewakili karakter sebanyak 256 kombinasi karakter. Kode ini merupakan pengembangan dari kode 6-bit yang dipakai untuk kartu berlubang (punched card) pada komputer IBM antara akhir tahun 1950an dan awal tahun 1960an. 


Teknik Pengkodean
Ada empat kombinasi hubungan data dan sinyal, yaitu:
·           Data digital, sinyal digital
a.      Data digital -> data yang memiliki deretan data yang memiliki ciri-ciri tersendiri.
b.     Sinyal digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang berlainan dan masing-masing memiliki ciri tersendiri.

·           Data digital, sinyal analog
a.    Amplitude-shift keying (ASK)
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu.
b.   Frequency-shift keying (FSK)
sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu, sinyal digital 0 dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu yang berbeda.
c.    Phase-shift keying (PSK)
sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa tertentu pula, dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa yang berbeda.

·           Data analog, sinyal digital
a.      transformasi data analog ke sinyal digital dikenal sebagai proses digitalisasi
b.     tiga hal yang paling umum terjadi setelah proses digitalisasi :
1.      data digital dapat ditransmisi menggunakan NRZ-L
2.     data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode selain NRZ-L dengan demikian, diperlukan step tambahan
3.     Data digital dapat diubah menjadi sinyal analog, menggunakan salah satu teknik Modulasi.
Dua teknik yang digunakan
a. Pulse Code Modulation (Modulasi Kode Pulsa)
b. Delta Code Modulation. (Modulasi Kode Delta)

·           Data analog, sinyal analog
Modulasi didefinisikan sebagai proses menggabungkan suatu sinyal input dengan sinyal pembawa frekuensi agar menghasilkan sebuah sinyal yang baru. Dua alasan dasar dari proses modulasi :
a.      Diperlukan frekuensi yang tinggi untuk transmisi yang efektif; untuk transmisi unguided (tidak dituntun), hal tersebut tidak mungkin untuk men-transmisi sinyal-sinyal baseband
b.     Antena-antena yang diperlukan akan menjadi beberapa kilometer diameternya. modulasi mendukung frequency-division multiplexing




Multipleksing ( Multiplexing )

Multipleksing yaitu teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada satu kanal transmisi. Perangkat yang melaksanakan multipleksing disebut multiplekser (mux). Di sisi penerima, gabungan sinyal itu akan kembali dipisahkan sesuai dengan tujuan masing masing. Proses ini disebut demultiplexing. Perangkat yang melaksanakan demultiplexing disebut demultiplekser (demux).

Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer, multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalamelektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog to digital converter (ADC) dan dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel telekomunikasi.

Aplikasi Multipleksing yang umum adalah dalam komunikasi long haul berupa :
1. Jalur gelombang mikro
2. Koaksial
3. Serat optik

Teknik multiplexing terbagi 4 macam yaitu :
1. Frequency Division Multiplexing (FDM)
2. Time Division Multiplexing (TDM)
3. Statistical Time Division Multiplexing (STDM)
4. Wave Division Multiplexing (WDM)

1.   Frequency Division Multiplexing (FDM)
Merupakan gabungan banyak kanal input menjadi sebuah kanal output berdasarkan frekuensi. Menggunakan guardbands. Total bandwith dari keseluruhan kanal dibagi menjadi sub-sub kanal oleh frekuensi.
Dalam sistem FDM, bidang frekuensi saluran dibagi menjadi bidang bidang frekuensi yang sempit, dimana bidang sempit, masing - masing menghasilkan satukanal . Penguat ulang (repeater) dalam sistem ini terdiri dari pengeras (amplifier) dan penyama rata (equalizer), yang masing masing mengkompensir redaman oleh saluran dan kecacatan redaman. Pada sistem FDM, terdiri dari dua peralatan terminal dan penguat ulang saluran transmisi (repeater transmission line).
FDM bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal-sinyal analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan cara mengalokasikan band frekuensi yang berlainan ke masing-masing sinyal. Diperlukan peralatan modulasi untuk memindahkan setiap sinyal ke band frekuensi yang diperlukan, sedangkan peralatanmultiplexing diperlukan untuk mengkombinasikan sinyal-sinyal yang dimodulasikan. Contoh pada radio dan televisi.
Pada peralatan terminal (terminal equipment). Peralatan terminal terdiri dari bagian kirim yang mengirimkan frekuensi pembicaraan majemuk ke penguat ulang transmisi saluran dan bagian penerima yang menerima arus tersebut dan mengubah kembali menjadi arus pembicaraan seperti semula.
2. Time Division Multiplexing (TDM)
Time-Division Multiplexing (TDM) adalah suatu jenis digital yang terdiri dari banyak bagian di mana terdapat dua atau lebih saluran yang sama diperoleh dari spektrum frekuensi yang diberikan yaitu, bit arus atau menyisipkan detakan-detakan yang mewakili bit dari saluran berbeda. Dalam beberapa TDM sistem, detakan yang berurutan menghadirkan bit dari saluran yang berurutan seperti saluran suara pada sistem sistem T1. Pada sistem yang lainnya saluran saluran-saluran yang berbeda secara bergiliran menggunakan saluran itu dengan membuat sebuah kelompok yang berdasarkan pada pulse-times (hal seperti ini disebut dengan time slot). Apakah yang menjadi ciri dari TDM yang tidak beraturan (kasar) adalah belum ditempatkannya time slot pada saluran saluran-saluran (channels) yang telah ditentukan.


Ciri-Ciri TDM :
- Prinsip kerjanya berkebalikan dengan FDM
- Pembagian kanal-kanal menjadi sebuah keseluruhan output berdasarkan waktu
- Mempunyai Time Slot

3.Statistical Time Division Multiplexing (STDM)
STDM adalah lanjutan versi dari TDM di mana alamat terminal kedua - duanya dan data dirinya dipancarkan bersama sama untuk menghasilkan sebuah jalur yang lebih baik. Penggunaan STDM membolehkan luas bidang bandwith untuk dipisah menjadi 1 baris. Banyak perguruan tinggi dan kampus menggunakan TDM jenis ini untuk secara mendistribusikan luas bidang bandwith nya. Jika ada satu 10MBit yang masuk ke dalam sebuah bangunan, STDM dapat digunakan untuk menyediakan 178 terminal dengan 56k koneksi (178 * 56k= 9.96Mb). Suatu penggunaan yang lebih umum bagaimanapun adalah hanya mewariskan luas bidang (bandwith) ketika itu banyak diperlukan.
4. Wave Division Multiplexing (WDM)
WDM memiliki konsep yang sama seperti FDM, tetapi proses multipleksing dan demultipleksingnya dilakukan pada sinyal cahaya yang ditransmisikan melalui jalur fiber-optic (serat kaca). Perbedaannya adalah frekuensi yang digunakan sangat tinggi. Operasi ini menghasilkan banyak serat virtual yang masing-masing dapat membawa sinyal yang berbeda. Teknologi WDM menggunakan multiple wavelengths untuk mentransmisikan information melalui single fiber.


Pada WDM prinsip yang diterapkan mirip seperti pada FDM, hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang (wavelength) sinar. Sejumlah berkas sinar dengan panjang gelombang berbeda ditransmisikan secara simultan melalui serat optik yang sama (dari jenis Multi mode optical fiber).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar