PENGKODEAN DATA
Jenis
Kode Data
1.
ASCII (American
Standard Code for Information Interchange)
Merupakan
suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol yang lebih bersifat
universal. ASCII
memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit. Dimulai dari 0000 0000 hingga
1111 1111. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk operasinya, sedangkan bit
kedelapan dapat ditambahkan untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd
parity.
2. Sandi Baudot Code (CCITT
alphabet No.2 / Telex Code)
a. Terdiri dari 5 bit
b. Terdapat 32 macam simbol
c. Digunakan 2 sandi khusus sehingga semua abjad dan angka dapat diberi sandi
yaitu : LETTERS (11111) dan FIGURES (11011)
d. Tiap karakter terdiri
dari 1 bit awal, 5 bit data, dan 1 bit akhir.
3. Sandi 4 atau 8
Sandi dari IBM
dengan kombinasi yang diperbolehkan adalah 4 buah “1” dan 4 buah “0”. Hanya
70 karakter yang dapat diberi sandi .
4. BCD (Binary Coded
Decimal)
Merupakan kode biner yang digunakan
hanya untuk mewakili nilai digit desimal saja -> 0 - 9. BCD
menggunakan kombinasi dari 4 bit sehingga menimbulkan 16 kemungkinan kombinasi
yang bisa diperoleh.
Ada 5 jenis kode BCD :
o
Kode 8421
o
Kode 5421
o
Kode 2421
o
Kode Excess-3
o
Kode 2 of 5
5. Gray Code
Digunakan dalam peng-kodean posisi
sudut dari peralatan yang bergerak secara berputar . terdiri
dari 4 bit biner, dengan 16 kombinasi untuk total putaran 360°. Masing-masing
kode digunakan untuk perbedaan sudut 22,5° (= 360°/16)
6. Hamming Code
Dikenalkan oleh Richard Hamming (1950)
sebagai Kode tunggal pengoreksi kesalahan (single error-correcting code). Dikenal
pula sebagai parity code . Bit penge-cek
tambahan diberikan pada bit-bit informasi sebelum ditransmisikan, sedangkan
pada sisi penerima dilakukan penge-cekan dengan algoritma yang sama dengan
pembangkitan bit penge-cek tambahan .
7. EBCDIC (Extended
Binary Coded Decimal Interchange Code)
Terdiri dari kombinasi 8 bit yang
mewakili karakter sebanyak 256 kombinasi karakter. Kode
ini merupakan pengembangan dari kode 6-bit yang dipakai untuk kartu berlubang (punched
card) pada komputer IBM antara akhir tahun 1950an dan awal tahun
1960an.
Teknik
Pengkodean
Ada
empat kombinasi hubungan data dan sinyal, yaitu:
·
Data
digital, sinyal digital
a.
Data
digital -> data yang memiliki deretan data yang memiliki ciri-ciri
tersendiri.
b. Sinyal digital
merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang berlainan dan masing-masing
memiliki ciri tersendiri.
·
Data
digital, sinyal analog
a. Amplitude-shift
keying (ASK)
Modulasi yang
menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu.
b. Frequency-shift
keying (FSK)
sinyal
digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu, sinyal
digital 0 dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu
yang berbeda.
c. Phase-shift keying
(PSK)
sinyal
digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa tertentu pula,
dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa
yang berbeda.
·
Data
analog, sinyal digital
a.
transformasi
data analog ke sinyal digital dikenal sebagai proses digitalisasi
b. tiga hal yang paling
umum terjadi setelah proses digitalisasi :
1.
data
digital dapat ditransmisi menggunakan NRZ-L
2. data digital dapat
di-encode sebagai sinyal digital memakai kode selain NRZ-L dengan demikian,
diperlukan step tambahan
3. Data digital dapat diubah
menjadi sinyal analog, menggunakan salah satu teknik Modulasi.
Dua teknik yang
digunakan
a. Pulse Code
Modulation (Modulasi Kode Pulsa)
b. Delta Code
Modulation. (Modulasi Kode Delta)
·
Data
analog, sinyal analog
Modulasi
didefinisikan sebagai proses menggabungkan suatu sinyal input dengan sinyal
pembawa frekuensi agar menghasilkan sebuah sinyal yang baru. Dua alasan dasar dari proses modulasi :
a.
Diperlukan
frekuensi yang tinggi untuk transmisi yang efektif; untuk transmisi unguided
(tidak dituntun), hal tersebut tidak mungkin untuk men-transmisi sinyal-sinyal
baseband
b. Antena-antena yang
diperlukan akan menjadi beberapa kilometer diameternya. modulasi mendukung
frequency-division multiplexing
Multipleksing (
Multiplexing )
Multipleksing
yaitu teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan
pada satu kanal transmisi. Perangkat yang melaksanakan
multipleksing disebut multiplekser (mux). Di sisi penerima, gabungan sinyal itu
akan kembali dipisahkan sesuai dengan tujuan masing masing. Proses
ini disebut demultiplexing. Perangkat yang melaksanakan demultiplexing disebut
demultiplekser (demux).
Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer, multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalamelektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog to digital converter (ADC) dan dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel telekomunikasi.
Aplikasi Multipleksing yang umum adalah dalam komunikasi long haul berupa :
1. Jalur gelombang mikro
2. Koaksial
3. Serat optik
Teknik multiplexing terbagi 4 macam yaitu :
1. Frequency Division Multiplexing (FDM)
2. Time Division Multiplexing (TDM)
3. Statistical Time Division Multiplexing (STDM)
4. Wave Division Multiplexing (WDM)
1.
Frequency
Division Multiplexing (FDM)
Merupakan gabungan banyak kanal
input menjadi sebuah kanal output berdasarkan frekuensi. Menggunakan
guardbands. Total bandwith dari keseluruhan kanal dibagi menjadi sub-sub kanal
oleh frekuensi.
Dalam
sistem FDM, bidang frekuensi saluran dibagi menjadi bidang bidang frekuensi
yang sempit, dimana bidang sempit, masing - masing menghasilkan satukanal .
Penguat ulang (repeater) dalam sistem ini terdiri dari pengeras (amplifier) dan
penyama rata (equalizer), yang masing masing mengkompensir redaman oleh saluran
dan kecacatan redaman. Pada sistem FDM, terdiri dari dua peralatan terminal dan
penguat ulang saluran transmisi (repeater transmission line).
FDM
bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal-sinyal analog. Sejumlah sinyal
secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan cara mengalokasikan band
frekuensi yang berlainan ke masing-masing sinyal. Diperlukan peralatan modulasi
untuk memindahkan setiap sinyal ke band frekuensi yang diperlukan, sedangkan
peralatanmultiplexing diperlukan untuk mengkombinasikan sinyal-sinyal yang
dimodulasikan. Contoh pada radio dan televisi.
Pada peralatan terminal (terminal equipment). Peralatan terminal terdiri dari bagian kirim yang mengirimkan frekuensi pembicaraan majemuk ke penguat ulang transmisi saluran dan bagian penerima yang menerima arus tersebut dan mengubah kembali menjadi arus pembicaraan seperti semula.
2. Time Division Multiplexing
(TDM)Pada peralatan terminal (terminal equipment). Peralatan terminal terdiri dari bagian kirim yang mengirimkan frekuensi pembicaraan majemuk ke penguat ulang transmisi saluran dan bagian penerima yang menerima arus tersebut dan mengubah kembali menjadi arus pembicaraan seperti semula.
Time-Division Multiplexing (TDM) adalah suatu jenis digital yang terdiri dari banyak bagian di mana terdapat dua atau lebih saluran yang sama diperoleh dari spektrum frekuensi yang diberikan yaitu, bit arus atau menyisipkan detakan-detakan yang mewakili bit dari saluran berbeda. Dalam beberapa TDM sistem, detakan yang berurutan menghadirkan bit dari saluran yang berurutan seperti saluran suara pada sistem sistem T1. Pada sistem yang lainnya saluran saluran-saluran yang berbeda secara bergiliran menggunakan saluran itu dengan membuat sebuah kelompok yang berdasarkan pada pulse-times (hal seperti ini disebut dengan time slot). Apakah yang menjadi ciri dari TDM yang tidak beraturan (kasar) adalah belum ditempatkannya time slot pada saluran saluran-saluran (channels) yang telah ditentukan.
Ciri-Ciri TDM :
- Prinsip kerjanya berkebalikan dengan FDM
- Pembagian kanal-kanal menjadi sebuah keseluruhan output berdasarkan waktu
- Mempunyai Time Slot
3.Statistical
Time Division Multiplexing (STDM)
STDM
adalah lanjutan versi dari TDM di mana alamat terminal kedua - duanya dan data
dirinya dipancarkan bersama sama untuk menghasilkan sebuah jalur yang lebih
baik. Penggunaan STDM membolehkan luas bidang bandwith untuk dipisah menjadi 1
baris. Banyak perguruan tinggi dan kampus menggunakan TDM jenis ini untuk
secara mendistribusikan luas bidang bandwith nya. Jika ada satu 10MBit yang
masuk ke dalam sebuah bangunan, STDM dapat digunakan untuk menyediakan 178
terminal dengan 56k koneksi (178 * 56k= 9.96Mb). Suatu penggunaan yang lebih
umum bagaimanapun adalah hanya mewariskan luas bidang (bandwith) ketika itu
banyak diperlukan.
4. Wave Division Multiplexing
(WDM)WDM memiliki konsep yang sama seperti FDM, tetapi proses multipleksing dan demultipleksingnya dilakukan pada sinyal cahaya yang ditransmisikan melalui jalur fiber-optic (serat kaca). Perbedaannya adalah frekuensi yang digunakan sangat tinggi. Operasi ini menghasilkan banyak serat virtual yang masing-masing dapat membawa sinyal yang berbeda. Teknologi WDM menggunakan multiple wavelengths untuk mentransmisikan information melalui single fiber.
Pada WDM prinsip yang diterapkan mirip seperti pada FDM, hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang (wavelength) sinar. Sejumlah berkas sinar dengan panjang gelombang berbeda ditransmisikan secara simultan melalui serat optik yang sama (dari jenis Multi mode optical fiber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar